BAHASA ARAB; BAHASA KEKAL DAN UNGGUL
PENTINGNYA
MEMELAJARI BAHASA ARAB
BAGI SEORANG
MUSLIM DAN PENUNTUT ILMU-ILMU KEISLAMAN
MAKALAH
Oleh
Helmy Hijrotul Munawwaroh
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa adalah kunci ilmu pengetahuan.
Tanpanya manusia tidak akan mampu membuka cakrawala dunia. Dengannya semua ilmu
pengetahuan disingkap, kemudian diteliti untuk dicari hakikat kebenaran ilmu
tersebut. Memegang bahasa yang notabene sebagai kunci utama peradaban berarti
memegang kunci dunia. Sebab, jutaan
ilmu pengetahuan dan peradaban semuanya ada, menanti untuk dituangkan ke dalam
tulisan, disitulah bahasa berperan penting. Bahkan sejarahpun takkan berbentuk
sejarah tanpa adanya bahasa. Oleh sebab itu, bahasa menjadi satu-satunya kunci
dan jalan utama pencerahan hidup bagi masa depan manusia.
Tanpa diragukan
lagi, memelajari bahasa Arab adalah memelajari ilmu untuk sesuatu yang besar,
karena banyak sekali sumber-sumber ilmu pengetahuan yang ditulis dengan bahasa
ini; dari yang bernuansa keagamaan seperti aqidah atau tauhid, fiqh, tafsir,
dan hadits sampai yang bernuansa sains dan alam seperti ilmu kedokteran, ilmu
bumi atau geografi, fisika, biologi, dan lain sebagainya.
Memelajari
bahasa Arab sangat penting untuk kemajuan masa depan umat manusia, khususnya
kaum muslimin; dan lebih khusus lagi para penuntut ilmu-ilmu keislaman, karena
banyak cendekiawan muslim yang menuliskan buku-buku mereka dengan bahasa ini. Tanpa memelajarinya kita tidak akan mampu
mengambil manfaat dari apa yang mereka tulis.
Bahasa Arab juga merupakan faktor penting
yang membantu umat Islam memahami pedoman hidupnya yaitu Al-quran. Meskipun
begitu, ternyata masih banyak yang menganggap bahwa bahasa Inggrislah sebagai
bahasa utama yang harus dipelajari. Anggapan bahwa bahasa Arab adalah bahasa
akhirat atau bahasa kaum muslimin saja harus diluruskan, karena banyak sekali
ilmu pengetahuan yang dikembangkan saat ini berasal dari ilmuwan muslim yang
menuangkan kecerdasan mereka dalam sebuah tulisan berbahasa Arab. Adanya
anggapan seperti itu menjadikan ilmu umum terpisah dengan ilmu agama,
sebagaimana paham sekulerisme. Inilah doktrin yang ditanamkan musuh-musuh Islam
untuk merusak Islam dan kaum muslimin dari dalam.
Pembahasan dalam makalah ini dipilih untuk
mengembalikan kesadaran pentingnya memelajari bahasa Arab, khususnya bagi kaum
muslimin dan para pelajar yang berkecimpung dalam ilmu-ilmu keislaman.
Ruang lingkup masalah yang akan dibahas
dalam makalah kali ini dibatasi pada masalah-masalah berikut:
a) Hakikat bahasa Arab.
b) Keistimewaan bahasa Arab dibandingkan dengan
bahasa lainnya.
c) Pentingnya memelajari bahasa Arab.
d) Langkah-langkah atau metode
belajar bahasa Arab yang mudah dan cepat.
Beralaskan dengan batasan masalah
tersebut, pembahasan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Apa hakikat bahasa Arab itu?
b) Apa keistimewaan bahasa Arab dibandingkan
dengan bahasa lain?
c) Apa pentingnya memelajari bahasa Arab dibandingkan
dengan bahasa lain?
d) Bagaimana belajar bahasa Arab yang
mudah dan cepat?
Dari rumusan tersebut dapat diambil tujuan
penulisan makalah, yaitu:
a) Memahami hakikat bahasa Arab.
b) Mengetahui keistimewaan bahasa Arab dibandingkan
dengan lain.
c) Memahami pentingnya memelajari bahasa Arab.
d) Mengetahui kemudian mempraktikkan metode
belajar bahasa Arab yang mudah dan cepat.
Berangkat dari tujuan tersebut bisa
diambil manfaat dari penulisan makalah ini, diantaranya; dapat memberikan kepada
pembaca pemahaman tentang hakikat bahasa Arab, pembaca dapat mengetahui
keistimewaan bahasa ini dibandingkan dengan bahasa lainnya, mengetahui
pentingnya memelajari bahasa Arab, dan mengetahui kemudian menerapkan metode
belajar bahasa Arab biidznillah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT BAHASA ARAB
Definisi bahasa Arab dapat ditinjau dari segi
bahasa dan istilah. Kata ’bahasa’ adalah suatu alat komunikasi yang digunakan
manusia untuk menjalin interaksi satu dengan yang lain; dengan berbagai
kebutuhan. Sedangkan kata ’arab’ sebagaimana penuturan Hadiyawarman(2013), ”Berarti
tanah tandus atau dalam kata lain adalah gurun sahara yang tidak ditemukan air
atau tumbuhan tumbuh di sana”. Definisi lain menyebutkan bahwa ’arab’ adalah; 1.
nama bangsa di Jazirah Arab dan Timur Tengah; 2 bahasa Semit yg
digunakan bangsa Arab (Saudi Arabia, Suriah, Yordania, Irak, Mesir, dsb)(Kemdikbud,2008);
ini definisi secara bahasa. Adapun definisi secara istilah Bahasa Arab adalah
bahasa yang digunakan oleh sekelompok manusia yang berdomisili di atas Negeri
Gurun Sahara, Jazirah Arab.
Al-qomari(1433
H:2-3) menyatakan dalam bukunya Mudzakkarah An-nushush Al-adabiyyah bahwa:
”Dahulu Bahasa Arab adalah salah satu bahasa saamiyah yang
digunakan oleh keturunan Sam bin Nuh ’alaihissalam. Dan tidak tersisa
kecuali Bahasa Arab, Habasyi, Ibrani, dan Siryani. Bahasa Arab adalah yang
paling bagus diantara yang lain. Meskipun dialek orang-orang Arab beragam,
namun semuanya kembali kepada dua bahasa asli; bahasa Qahthaniyyin di
selatan Jazirah Arab, dan bahasa ’Adnaniyyin di sebelah utara. Karena
bahasa di utara Jazirah lebih kuat dari bahasa di selatan, pada akhirnya bahasa
Quraisy-lah yang paling menonjol, disebabkan karena kedudukannya yang
tinggi dalam sisi keagamaan, ekonomi, masyarakat, dan politik”.
Sekarang bahasa Arab telah digunakan secara luas,
terlebih penduduk yang tinggal di Timur Tengah danAfrika Utara. Lebih dari 250
juta manusia menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi harian. Bahasa
Arab juga merupakan bahasa peribadatan bagi umat Islam yang dengannya Al-quran
diturunkan sebagaimana disebutkan dalam QS. Azzukhruf: 3 yang artinya:
”Sesungguhnya Kami telah menjadikan Al-quran
berbahasa Arab agar kalian memahaminya”.
Bahasa Arab terbagi menjadi dua; bahasa Arab
Fushhah(al-lughatul fushhah) dan bahasa Arab umum(al-lughatul
’ammiyyyah).
a) Bahasa Arab Fushhah adalah bahasa
resmi yang merupakan bahasa standar bagi negara-negara Arab. Bahasa ini juga
merupakan bahasa ”tinggi” yang digunakan oleh para ulama, sarjana, dan ilmuwan
muslim. Jadi, bahasa standar ini hanya digunakan dalam konteks resmi seperti;
diskusi, debat, penulisan naskah-naskah atau perjanjian. Bisa dikatakan bahwa
bahasa ini adalah bahasa buku.
b) Bahasa
Arab Umum adalah bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Sering
disebut sebagai bahasa Arab pasaran. Munculnya bahasa Arab ini disebabkan
karena hubungan bangsa Arab dengan
bangsa lainnya yang membuat bahasa Arab terkontaminasi dengan bahasa daerah
setempat. Adanya pengaruh bahasa lokal terhadap bahasa Arab menyebabkan muncul
banyak sekali dialek atau logat, diantaranya dialek Mesir, Maghribi, Iraq, Sudan,
Hijazi, Najd, Yaman, Sisilia, Andalus; bahkan setiap suku bangsa Arab memiliki
dialek dan intonasi penuturan tersendiri.
B. KEISTIMEWAAN BAHASA ARAB DIBANDINGKAN DENGAN
BAHASA YANG LAIN
Bahasa Arab adalah bahasa yang istimewa. Hal ini
ditunjukkan dengan dipilihnya bahasa ini oleh Allah subhanahu wa ta’ala
untuk wahyu terakhir yaitu Al-quran. Selain itu, turunnya Al-quran pada saat
bahasa Arab berada di puncak tertinggi bahasa. Allah subhanahu wa ta’ala
telah menetapkan bahasa ini sebagai bahasa Al-quran, padahal jika kita cermati
dengan seksama bukankah Al-quran sendiri menjelaskan bahwa diutusnya para nabi
dan rasul dengan menggunakan bahasa kaum mereka, dan kita mengetahui bahwa
bahasa setiap kaum berbeda-beda. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya yang
artinya:
“Kami tidak mengutus
seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi
penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia
kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah
Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Ibrahim: 4)
Namun Allah subhanahu wata’ala telah
menentukan bahwa hanya ada satu bahasa yang digunakan untuk memberi petunjuk terakhir
dalam segi turunnya wahyu bagi milyaran umat manusia yaitu bahasa Arab. Ketika
agama Islam disiarkan di seluruh penjuru dunia para pemegang panji-panji Islam
seperti para sahabat Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, tabiin,
dan para ulama terdahulu masih konsisten menggunakan, mengajarkan, dan menulis
buku-buku dengan bahasa Arab.
Al-quran Al-karim sebagai pedoman hidup umat Islam sekaligus mukjizat
yang patut dibanggakan bagi kaum muslimin menggunakan bahasa Arab, namun tidak
bisa dialihbahasakan ke dalam bahasa lain. Walaupun bisa diterjemahkan, akan
tetapi terjemahannya tidak bisa dianggap sebagai Al-quran. Bahkan, banyak ulama
yang menuliskan tafsir Al-quran menggunakan bahasa Arab, meskipun mereka bukan
orang Arab asli atau dari keturunan Arab. Bahasa Arab di sini telah berperan
penting dalam menyatukan umat Islam dari seluruh penjuru dunia.
Para pakar bahasa Arab sering menyebutkan beberapa
keistimewaan bahasa Arab yang menjadi alasan mengapa bahasa ini dipilih Allah
untuk memberi petunjuk bagi hamba-hamba-Nya. Diantara keistimewaan bahasa ini
adalah:
a) Bahasa Arab adalah satu-satunya
bahasa yang mampu melukiskan wahyu Ilahi secara sempurna dengan sefasih-fasih
perkataan dan seindah-indah susunan.
Sebagaimana pernyataan Nasiruddin yang mengatakan
bahwa:
”Begitu tingginya sastra Al-quran membuat ahli sastra Arab
di jamannya tidak bisa menandinginya. Selain itu, kata-kata bahasa Arab
memiliki tashrif atau perubahan yang sangat luas. Satu akar kata bisa
melahirkan 3.000 kosa kata baru, sedangkan satu tema bisa diungkapkan oleh
lebih dari 10 kata, dan setiap kata ini dapat diungkapkan daalam bentuk makna
asli atau kiasan. Sebagai contoh, bahasa Arab mempunyai lebih dari 700 kata
berbeda untuk seekor unta dengan beragam kondisi atau 200 kata untuk anjing.
Dengan kekayaan perbendaharaan kata inilah bahasa Arab mampu menjelaskan isi
Al-quran secara tepat. Meskipun demikian, bahasa Arab dalam Al-quran termasuk
bahasa yang mudah dipahami meski dalam kaidahnya memang sulit”.(Nasiruddin,2008: 127-128)
b) Kaidah-kaidah tata bahasa Arab
sangat kuat dan sempurna.
Kaidah tersebut meliputi ilmu nahwu, sharaf,
ma’ani, al-bayan, al-badi’, al-’arudh, qawafi, dan lain sebagainya. Setiap
ilmu mempunyai fungsionalitas tertentu dan saling melengkapi. Nasiruddin(2008:
129) juga menambahkan,”Kaidah-kaidah tersebut juga berperan menjaga
orisinalitas dan kesehatan bahasa Arab. Kosakatanya termasuk paling sehat dari
penyakit kata, seperti penyakit substraksi, adisi(tambahan), irreguler,
dan perubahan bunyi”.
c) Bahasa
Arab adalah bahasa Al-quran.
Kitab suci Al-quran sebagai pedoman umat
Islam diturunkan dengan berbahasa Arab. Bahasa Arab dan Al-Qur’an, keduanya
memiliki relevansi yang tak terpisahkan dan merupakan persyaratan bagi umat
Islam dalam menguasai isi Al-Qur’an. Tieefadunq mengatakan,”Selain itu, bahasa
Arab adalah bahasa komunikasi manusia dengan Tuhan ketika bersembahyang”.(Tieefadunq,
2013) Setiap muslim memiliki kewajiban memelajari bahasa ini agar memahami
semua risalah atau wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi-Nya. Selain untuk memahaminya,
juga memudahkan seseorang menhafalkan Al-quran.
d)
Bahasa Arab adalah bahasa yang bisa bertahan lama beberapa abad
lamanya di muka bumi.
Boleh dikatakan bahwa bahasa Inggris
adalah bahasa paling popular saat ini, akan tetapi tidak ada bahasa yang bisa
bertahan lama di muka bumi selain bahasa Arab. Sebab, sejarah telah membuktikan
bahwa sejak jaman Ibrahim ‘alaihissalam yang diperkirakan hidup pada
abad 19 SM, mereka tercatat sudah menggunakan bahasa Arab. Dari sini dapat
diambil kesimpulan bahwa bahasa Arab sudah digunakan oleh umat manusia sejak 40
abad yang lalu, atau 40.000 tahun. Dengan
demikian, bahasa Arab terbukti termasuk bahasa tertua di dunia. Bahkan analisis yang lebih jauh menunjukkan bahwa bahasa Arab
telah berusia lebih dari itu. Berdasarkan
pendapat beberapa ilmuwan menyebutkan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa Nabi
Adam ’alaihissalaam ketika di surga, sebagaimana disebutkan dalam sebuah
hadits bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab. Selain itu, bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan
Allah Ta’ala untuk berfirman dalam Al-Quran. Sementara Al-Quran sudah
ada di sisi Allah Ta’ala jauh
sebelum awal mula diturunkan di masa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata’ala juga menjamin bahwa Al-Quran tidak akan lenyap
hingga hari kiamat. Pada akhirnya, bahasa inilah yang menjadi cikal bakal
bahasa-bahasa di dunia.
e) Bahasa
Arab adalah Bahasa yang Paling Banyak Diserap.
Serapan dari bahasa Arab nyaris terdapat
di hampir semua bahasa yang ada saat ini. Bahasa-bahasa yang kita kenal
sekarang, telah banyak menyerap kosakata dan istilah dari bahasa Arab. Jika
kita cermati bersama, banyak kosakata bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Arab. Sarwat(2006) menambahkan,”Bahkan bahasa ilmiah di dunia sains pun tidak
lepas dari pengaruh serapan kata dari bahasa Arab”. Sebagai contoh kata serapan
dari bahasa Arab; kata alkohol, algoritma, aljabar, dan lainnya.
f)
Bahasa Arab adalah bahasa persatuan umat Islam.
Sebagai bahasa Al-quran, bahasa Arab tidak
diturunkan untuk satu kaum saja, akan tetapi untuk semua umat di dunia ini,
karena bahasa Arab merefleksikan bahasa aqidah umat Islam yang universal. Di
manapun muslim berada, dia adalah muslim dengan aqidah yang satu yaitu Keesaan
Allah Ta’ala. Misalnya, setiap muslim di manapun berada bila hendak
shalat harus menggunakan bahasa Arab.
g)
Berbicara dengan bahasa Arab membuat citra kuat status kemusliman
seseorang.
Hal ini sebagaimana pernyataan Nasiruddin
bahwa,”Seseorang akan disambut layaknya seorang saudara dalam komunitas bangsa
Arab dan dikagumi ketika dia mampu berbicara dengan bahasa Arab klasik walau
bukan orang Arab”.(Nasiruddin, 2008: 129-130)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam mengatakan dalam sebuah haditsnya:
“Wahai sekalian
manusia, sesungguhnya Rabb itu satu, bapakmu itu satu, dan agama itu satu.
Bukanlah Arab di kalangan kalian itu sebagai bapak atau ibu. Sesungguhnya Arab
itu adalah lisan(bahasa). Oleh karena itu, barang siapa yang berbicara dengan
bahasa Arab, dia adalah orang Arab”.(Al-husaini, 1990 M: 11/213)
C. PENTINGNYA MEMELAJARI BAHASA ARAB
Sangat dianjurkan bagi setiap muslim dan
penuntut ilmu-ilmu keislaman memelajari bahasa Arab sebagai bahasa Al-quran dan
literatur Islam, bahkan beberapa perkataan sahabat Nabi, tabiin, dan
para pengikutnya menyebutkan tentang kewajiban memelajari bahasa Arab. Al-quran
sendiri menekankan pentingnya memelajari bahasa Arab sebagai bahasanya. Hal ini
dibuktikan dengan adanya 11 ayat dalam Al-quran yang menyebutkan urgensi
memelajari bahasa Arab, seperti firman Allah subhanahu wata’ala yang
artinya:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-quran dengan
berbahasa Arab agar kamu memahaminya”.(QS. Yusuf [12]: 2)
Beberapa ayat Al-quran yang senada dengan
ayat tersebut adalah: Ar-Ra’du [13]: 37, An-Nahl [16]: 103, Thaha [20]: 113,
Asy-Syu’ara [26]: 195, Az-Zumar [39]: 28, Fushshilat [41]: 3 & 44,
Asy-Syuura [42]: 7, Az-Zukhruf [43]: 3, dan Al-Ahqaf [46]: 12.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga memerintahkan kepada
umatnya untuk memelajari bahasa Arab sekaligus mengajarkannya. Hal ini
sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits yang artinya:
”Pelajarilah
kamu sekalian bahasa Arab sebagaimana kalian belajar menghafal Al-quran”.(
Syaibah,1409 H: 6/116)
Beliau bahkan menuntut umatnya untuk mencintai bahasa Arab, sebagaimana
sabda beliau yang artinya:
“Pelajarilah bahasa Arab karena 3 hal; 1)
Karena Aku (Nabi shallallahu ’alaihi wasallam) orang Arab, 2) Al-Quran
berbahasa Arab, dan 3) Percakapan ahli surga adalah bahasa Arab”.HR. Muslim(Al-qoorii, 1422 H/2002 M: 9/3874)
Beberapa sahabat Nabi shallallahu ’alaihi wasallam juga
memerintahkan kaum muslimin untuk memelajari Al-quran, diantaranya adalah Umar Ibnu
Al-khaththab radhiyallahu ’anhu. Sebuah atsar menyebutkan
perkataan Umar yang artinya: “Hendaklah kamu sekalian tamak (keranjingan)
mempelajari bahasa Arab karena bahasa Arab itu merupakan bahagian dari
agamamu”. Dikisahkan dalam buku Syarh Ibni ’Aqil Lialfiyati Ibni Malik
bahwasanya Umar pernah berjalan melewati sebuah kaum yang sedang latihan
memanah. Tiba-tiba salah seorang dari mereka melakukan kekeliruan dalam berbicara
dengan mengabaikan kaidah bahasa. Umar yang mendengar sendiri kesalahan marah
seraya mengatakan, ”Demi Allah, kesalahan kalian dalam berbahasa Arab lebih aku
benci daripada kesalahan kalian dalam latihan memanah”.(Al-baithar dkk, 1412 H:
14)
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak kesalahan yang terjadi di
kalangan kaum muslimin. Mengetahui hal itu, Ali Ibnu Abi Thalib radhiyallahu
’anhu-pemimpin kaum muslimin keempat- berinisiatif meletakkan kaidah-kaidah
bahasa Arab dengan menyeru dan memberi peringatan kepada para ulama di jamannya
agar menggariskan kaidah-kaidah bahasa dan mengajarkannya kepada generasi muda
dan anak-anak karena dikhawatirkan kesalahan yang terjadi semakin menyebar dan
meluas.
Sebagian ulama besar juga menekankan kewajiban belajar bahasa Arab.
Diantara mereka adalah Imam Asy-syafii rahimahullah, beliau berkata,
“Manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran mereka
meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles”.(Adz-dzahabi,
1427 H/2006 M: 10/74) Beliau sendiri adalah seorang ahli dalam bahasa Arab. Hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya syair-syair Arab yang beliau tuliskan. Menurut
Imam Al-ghazali bahwa bahasa Arab dan nahwu adalah suatu wasilah atau sarana untuk
mengetahui Al-quran dan sunnah Nabi shallallhu ’alaihi wasallam.
Keduanya bukanlah termasuk ilmu syari, akan tetapi wajib hukumnya mendalami
kedua ilmu tersebut karena syariat ini datang dengan bahasa Arab dan setiap syariat
tidat akan tampak kecuali dengan suatu bahasa.
Yusuf Al-qardhawi(Khoironi,2013)
mengatakan, “Umat Islam Indonesia sudah seharusnya menguasai bahasa Arab karena
itu adalah bahasa Al-Quran”.
D. METODE BELAJAR BAHASA ARAB
Di
era globalisasi saat ini bahasa Arab
mengalami perkembangan signifikan di negara-negara non-Arab. Oleh karena
itu, potensi pengembangan bahasa Arab dalam berbagai bidang kehidupan baik
sosial, politik, bisnis, dan budaya tetap besar dan terbuka lebar. Bahkan,
beberapa Negara di dunia mengakui bahwa bahasa Arab sebagai bahasa
internasional. Hal ini disebabkan karena adanya perkembangan situasi ekonomi
global; mengingat bahwa Negara kawasan Timur Tengah adalah pusat sumber daya
energi dan mineral dunia sehingga bahasa Arab mengambil tempat dan peran yang
sangat penting. Berbagai kalangan di dunia yang berkepentingan dan ingin
membuka jalur komunikasi dengan negara-negara Timur Tengah, harus berpikir dan
mengambil sikap bahwa mereka sangat membutuhkan penguasaan bahasa Arab, sebagai
“pintu masuk” komunikasi antarbudaya yang kemudian membuka jalan hubungan
ekonomi, politik, dan sebagainya.
Pencitraan atau stigma bahasa Arab sebagai
bahasa yang sulit dan rumit dipelajari tidaklah sepenuhnya benar. Buktinya,
banyak orang non-Arab dan sarjana non-muslim yang menekuninya. Hal ini
disebabkan karena bahasa Arab menarik
perhatian dan sangat penting sebagai instrumen studi Islam maupun orientalisme.
Sebagian masyarakat masih terkendala dalam
belajar bahasa Arab dengan metode yang rumit dan sulit. Opini umum yang
ada menganggap bahwa belajar bahasa Arab memerlukan waktu yang lama dan harus
menekuninya di pesantren sampai puluhan tahun. Dengan waktu belajar selama
itupun belum dapat menghasilkan kemampuan yang memadai. Hal ini terutama
disebabkan karena metode yang ada cukup rumit dan sulit. Belum ada metode yang
praktis, sederhana, sekaligus komprehensif. Kebanyakan titik tekan proses
belajar yang ada saat ini hanyalah pada salah satu aspek saja, seperti:
membaca saja, atau muhadatsah atau percakapan saja.
Dari pengamatan yang penulis lakukan selama berada di Ma’had
Aly Arrayah Sukabumi, menghasilkan beberapa metode praktis dan mudah. Diantara
metode-metode tersebut adalah:
a) Menghafal Al-quran minimal satu juz. Ini akan membantu
pembelajar dalam pelafalan kosakata bahasa Arab.
b)
Menghafal beberapa kosakata setiap hari minimal 3(tiga) kosakata.
c)
Memilih kosakata yang sekiranya mudah sebagai langkah awal belajar.
d) Berbicara aktif dengan menggunakan kosakata baru yang
dimasukkan dalam sebuah kalimat sempurna meski sederhana.
e) Memperbanyak membaca literatur bahasa Arab dengan
bersuara. Hal ini merangsang pendengaran bekerja bersamaan dengan lisan sebagai
sumber suara yang menjadikan belajar bahasa Arab semakin mudah dan
mengasyikkan.
f) Memilih lingkungan kondusif dalam belajar. Setidaknya pembelajar
tidak terganggu dengan kesibukan lainnya sehingga bisa focus dan
konsentrasi dalam memelajari bahasa ini. Namun, bagi yang menyukai keramaian
atau yang suka belajar di lingkungan bebas bisa memilih tempat atau lingkungan
yang sesuai dengan kesukaannya selama dapat mengondisikan diri dalam belajar.
g) Konsisten dalam menggunakan bahasa Arab setiap hari. Jika
belum mampu, sebagai permulaan bisa mengambil 3-4 hari dalam sepekan dengan
berbahasa Arab, sisanya berbahasa bebas.
h) Tekad dan kemauan kuat sangat membantu proses
pembelajaran. Dua hal inilah yang harus ada pada setiap pembelajar. Keduanya
tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, karena keduanya saling bertautan.
i) Doa dan tawakkal kepada Allah subhanahu wata’ala,
karena semua yang telah kita usahakan akan kembali kepada-Nya. Inilah keyakinan
seorang muslim yang sebenarnya, karena tanpa kehendak-Nya semua takkan menjadi
apa-apa.
Inilah
beberapa metode yang bisa penulis uraikan dalam makalah ini dengan harapan
dapat memulihkan dan mengobati stigma bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang
sulit dipelajari. Semua akan menjadi mudah jika kita menganggap itu mudah.
BAB III
PENUTUP
Penulis
akan menguraikan simpulan dari makalah ini serta saran yang membangun bagi pembelajar
dan pembaca Insya Allah dalam bab
penutup kali ini.
A.
SIMPULAN
Berdasarkan
uraian yang penulis kemukakan dalam bahasan bertajuk “Pentingnya Memelajari
Bahasa Arab bagi Seorang Muslim dan Penuntut Ilmu-ilmu Keislaman: Sebuah Analisis
Lapangan Di Ma’had Aly Arrayah Sukabumi” dapat ditarik simpulan bahwa:
a)
Hakikat bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok
manusia yang berdomisili di atas Negeri Gurun Sahara, Jazirah Arab, kemudian
penggunaannya meluas ke pelosok dunia khususnya negara-negara Islam.
Sebagaimana bahasa lain, bahasa Arab juga terbagi menjadi dua; formal(bahasa
resmi) dan non-formal(bahasa harian atau pasaran).
b)
Beberapa keistimewaan bahasa Arab, antara lain:
(a)
Bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa yang mampu
melukiskan wahyu Ilahi secara sempurna dengan sefasih-fasihnya perkataan dan
seindah-indahnya susunan,
(b)
Kaidah-kaidah tata bahasa Arab sangat kuat dan
sempurna. Kaedah tersebut meliputi ilmu nahwu, sharaf, ma’ani, al-bayan,
al-badi’, al-’arudh, qawafi, dan lain sebagainya,
(c)
Bahasa Arab adalah bahasa Al-quran,
(d)
Bahasa Arab adalah bahasa yang bisa bertahan
beberapa abad lamanya di muka bumi,
(e)
Bahasa Arab adalah bahasa yang paling banyak
diserap,
(f)
Bahasa Arab adalah bahasa persatuan umat Islam,
(g)
Berbicara
dengan bahasa Arab membuat citra kuat status kemusliman seseorang.
c)
Pentingnya memelajari bahasa Arab bagi seorang
muslim, karena dengannyalah seorang hamba berkomunikasi dengan Rabbnya, juga
untuk memahami pedoman hidupnya yaitu Al-quran Al-karim.
d)
Metode pembelajaran bahasa Arab yang mudah, antara
lain:
(a)
Menghafal Al-quran minimal
satu juz,
(b)
Menghafal beberapa kosakata
setiap hari,
(c)
Memilih kosakata yang
mudah,
(d)
Berbicara aktif dengan
menggunakan kosakata baru yang disusun dalam kalimat sempurna,
(e)
Memperbanyak membaca literatur
bahasa Arab dengan bersuara,
(f)
Memilih lingkungan kondusif
dalam belajar,
(g)
Konsisten dalam menggunakan
bahasa Arab,
(h)
Adanya tekad dan kemauan kuat,
(i) Doa dan tawakkal kepada Allah subhanahu wata’ala.
- SARAN
Melihat urgensi memelajari bahasa Arab
khususnya bagi seorang muslim dan penuntut ilmu-ilmu keislaman untuk mengenal
Tuhannya dan juga memahami pedoman hidupnya sebagai muslim, penulis menyarankan
bagi setiap muslim untuk memelajari bahasa Arab. Stigma yang menyebutkan bahwa
bahasa Arab adalah bahasa yang sulit dipelajari hendaknya dihilangkan dari
pikiran kemudian buatlah stigma positif bahwa bahasa ini mudah dipelajari. Jika
orang-orang non-muslim saja belajar bahasa Arab maka kaum muslimin lebih berhak
untuk menguasainya. Bagi yang belum pernah memelajari bahasa ini untuk
memulainya sejak dini, sedangkan yang sedang memelajarinya tidak sepatutnya
menghentikan langkah, dan bagi yang sudah memiliki profesionalitas dalam hal
ini sebaiknya mendalaminya lebih matang karena ilmu takkan pernah habis untuk dicari.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Al-baithar, Ashim Bahjat, Abdul Fattah
Al-ghandur, and Husnu Abdi Ar-rais. Syarh Ibni 'Aqil Lialfiyati Ibni Malik.
5 ed. Riyadh: Jami'atul Imam, 1412 H.
Adz-dzahabi, Syamsuddin Abu Abdillah
Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Utsman. Siyaru A'lami an-Nubala'. 1 ed. Kairo:
Dar Al-hadits, 1427 H-2006 M.
Al-husaini, Muhammad Rasyid Ibnu Ali. Tafsir
Al-Quran Al-Hakim: Tafsir Al-Manar. 1 ed. Mesir: Al-haiah Al-mishriyyah
Al-'ammah lil kitab, 1990 M.
Al-qomari, Abu Aiman. Mudzakkaroh
an-Nushush Al-Adabiyyah. 2 ed. Sukabumi: Arrayah, 1433 H.
Al-qoorii, Ali Ibnu Muhammad Abul Hasan
Nuruddin Al-harwi. Mirqotul Mafatih Syarh Misykatil Mashabih. 1 ed.
Beirut: Daar Al-fikr, 1422 H-2002 M.
Nasiruddin. Anak Berprestasi Cara
Rasulullah: Metode Rasulullah Mencetak Anak Ber-Iq Tinggi. 1 ed. Jakarta:
Fikr, 1428 H-2008 M.
Syaibah, Abu Bakr Ibnu Abi. Al-Mushannaf
Fil Ahadits Wal Atsar. 1 ed. Riyadh: Maktabah Ar-rusyd, 1409 H.
Internet:
Hadiyawarman. "Pendahuluan Belajar
Bahasa Arab". 2013. 1:
slideshare.net. 4 Maret 2014. <http://www.slideshare.net/muslimsendai/pendahuluan-belajar-bahasa-arab>.
Kemdikbud. "Kbbi
Daring". Jakrta, 2008. 1:
Depdiknas. 4 Maret 2014. <http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/>.
Khoironi, Agus Shahib. "Mengapa
Wajib Belajar Bahasa Arab". Jakrta,
2013. 1:
mustaqilli.com. 4 Maret 2014. <http://mustaqilli.com/mengapa-wajib-belajar-bahasa-arab/>.
Sarwat, Ahmad. "Keistimewaan
Bahasa Arab". Jakarta Selatan,
2006-1427. (4 April-5 Rabiul awal): eramuslimcom. 4 Maret 2014. <http://www.eramuslim.com/umum/tentang-keistimewaan-bahasa-arab.htm>.
Tieefadunq. "Peran Bahasa Arab
Dalam Islam". 2013. (11 Mei):
muslim-academy.com. 4 Maret 2014. <http://muslim-academy.com/?s=bahasa%20arab>.
Lainnya:
Al-quran
Al-karim.
Komentar
Posting Komentar