PENGALAMAN MENGIKUTI TES MASUK PERGURUAN TINGGI



Arraayah. oleh: asy-sy@heed
Namanya Ma’had Aly Arraayah. Terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan Km 6 RT/RW 01/05 Kp. Cimenteng Des. Sukamulya Kec. Cikembar Sukabumi Jawa Barat 43161. Jika dari arah Bogor bisa menggunakan bus MGI jurusan Bogor-Pelabuhan Ratu, langsung berhenti di depan ponpes. Jika dari Sukabumi, turun di pertigaan Cibadak ambil arah kiri ikuti jalan.
Ma’had Arraayah mudah dijangkau dari segi lokasi, karena kendsraan umum selalu standby melwatinya. Adanya gapuradi kanan dan kiri pintu gerbang dengan tulisan yang sangat jelas membuatnya mudah untuk ditemukan.meski begitu, sebagian penduduk sekitar kurang mengenal Arraayah kecuali di akhir-akhir ini.
Dulu, ketika pertama kali mendengar nama “arraayah” agak heran. Kenapa? Karena itu pertama kalinya saya mendengar nama ponpes tersebut. Ternyata ketika diusut infonya, memang ma’had ini baru beberapa tahun berjalan; terlebih lagi untuk putriyang baru dibuka tahun sekitar 2010 yang akhirnya saya memutuskan untuk mendaftarkan diri setelah masa Wiyata Bhakti di madrasah.
Setelah semua berkas beres, formulir juga sudah diisi, saya putuskan untuk mengirimkannya melalui pos surat(maklum, waktu itu pendaftaran belum via online hehe). Alhamdulillah lima hari dari hari pengiriman sampai juga berkas ke PPMB(Panitia Penerimaan Mahasantri Baru). Waktu tes tiba, saya dan empat teman saya berangkat dari asrama menuju lokasi tes untuk wilaayah DIY dan sekitarnya. Sampai di sana ternyata yang ikut tes untuk putri hanya 13 orang. Sedikit? Memang. Lagipula waktu itu nama Arraayah belum terlalu dikenal. Sedikit butuh perjuangan untuk menuju ke lokasi tes yang diadakan di Yayasan Al-Madinah, Godean Yogyakarta dikarenakan lokasinya yang sulit dijangkau. Sampai-sampai kami berlima harus rela mengojek,,,-jangan ditiru ya...
Tes berjalan lancar, alhamdulillah. Sebelum datang waktu dzuhur kami sudah menyelesaikan tes tulis yang memang tidak terlalu sulit bagi kami. Yang menjadi kebingungan kami saat itu adalah bagaimana pulang kembali ke asrama. Kami harus mengojek kembali untuk sampai di jalan raya yang kemudian kami lanjutkan dengan mengendarai bus mini. Tapi, bagaimana caranya? Waktu itu memang kami tidak memilik contact number para pengojek. Tak disangka, mungkin karena Panitia PMB melihat kami dan mengamati kami sejak awal masuk yayasan tersebut–karena yang datang dengan pak ojek yang bukan mahrom hanya kami berlima- akhirnya menawarkan jasa antar bagi para peserta yang datang menggunakan kendaraan umum.
“Bagi yang datang menggunakan angkutan umum akan panitia antar hingga jalan raya”. Kira-kira begitu yang disampaikan salah satu panitia yang tak lain sdalah seorang ustadz. Tentu saja tawaran tersebut kami ambil; selain tidak adanya alternatif lain, juga memang hanya kami berlima yang menggunakan jasa kendaraan umum. Duh, serasa jadi orang penting, karena kami diantar dengan mobil mewah^_^,,hehe. Namun yang terjadi setelah itu adalah,,, beliau –yang mengantar kami- justru mengantar kami hingga sampai depan asrama kami, alhamdulillah.
Sekian lama kami menanti hasil tes, apakah kami diterima atau tidak, akhirnya datang juga waktu yang ditunggu-tunggu. Seorang teman yang bersama saya mengikuti tes langsung online; karena pengumuman diletakkan di situs ma’had ini. Antara percaya atau tidaknama saya berada dideretan para calon mahasantri baru , sayangnya 3 oarng teman saya tidak masuk dalam deretan tersebutL.
Sebenarnya hanya ingin mencoba, tidak ada keinginan yang menggebu untuk masuk ma’had tersebut karena memang sangat baru, apalagi saya termasuk angkatan kedua putri yang masuk ponpes ini. Namun, kehendak Allah tidak ada yang bisa menghentikan dan saya pun tak pernah menyangka jika inilah jalan hidup yang harus saya jalani. Hal itu menyadarkan diri dari lamunan panjang bahwa menuntut ilmu adalah suatu keharusan. Umat Islam terinjak-injakkarena melalaikan hal ini.
Untuk kedua kalinya saya menginjakkan kaki di ranah barakah ini –sebelumnya datang kesini diantar oleh paman untuk survey-, betapa takjub hati ini, damai dan tenteram merasuk dalam jiwa yang kosong.. saya datang tepat di hari akhir batas kedatangna mahasantri baru. Saya dapati ma’had sepi; ternyata para mahasntri sedang mengikuti daurah/kajian/semacam OSPEK di masjid. Subhanallah,,,ketika mendengar para senior bercakap-cakap dengan bahasa Arab, ternyata diri ini bukanlah apa-apa, belum memiliki kemahiran berbahasa, yang saya lakukan waktu itu hanya diam mendengar mereka mengatakan sesuatu yang saya tak memahaminya. Namun, dengan waktu yang takkan berhenti berputar membuat saya sedikit demi sedikit memahami apa yang mereka katakan; tentu dengan adaptasi.begitu menyenangkan, teman-teman yang terbuka dan suka bergaul, menemani dalam sepi dan sendiri, jauh dari keluarga dan teman lama. Bersambung...



Komentar

Postingan populer dari blog ini

LIRIK NASYID "BIKATAIBIL IMAN"

DIWAN IMAM ASY-SYAFI'I